Thursday 12 September 2019

Mengenal Terapi Stem Cell, Operasi yang Dijalankan Schumacher

Mengenal Terapi Stem Cell, Operasi yang Dijalankan Schumacher

Mengenal Terapi Stem Cell, Operasi yang Dijalankan Schumacher



Mantan pebalap F1 Michael Schumacher dikabarkan merintis terapi stem cell (terapi sel punca) di Prancis karena cedera otak. Media setempat menyebut Schumacher menerima transfusi stem cell di RS Georges-Pompidou untuk kurangi peradangan pada otak.

Melansir AP, peraih tujuh gelar juara F1 ini mengalami cedera otak pas bermain ski di French Alps, lokasi Pegunungan Alpen pada 2013 silam. Kepala sebelah kanannya terbentur batu. Dokter sudah mengusahakan keras mengeluarkan gumpalan darah tapi masih tersedia yang tertinggal karena gumpalan tertanam terlampau dalam.

Dalam dunia kedokteran, terapi stem cell jadi metode pengobatan baru yang menjanjikan. Sel punca dengan sebutan lain stem cell merupakan sel induk atau sel murni yang sanggup membelah diri beberapa kali cocok keperluan. Kemampuannya ini pun dimanfaatkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan menanggulangi suatu penyakit tertentu.


Dari mana stem cell didapat?

Mengutip dari berbagai sumber, stem cell sanggup diperoleh dari empat sumber yaitu embrio berusia 3-5 hari, tali pusar, jaringan tubuh pasien itu sendiri seperti lemak atau sumsum tulang belakang (sel punca dewasa) dan pluripotent stem cell hasil rekayasa genetika.

Stem cell kemudian ditransfusikan pada pasien dengan tujuan perbaikan jaringan yang sakit atau terluka. Terlebih dahulu dokter bakal menumbuhkan stem cell di laboratorium. Sel-sel bakal dimanipulasi untuk dikhususkan ke di dalam sel khusus seperti sel otot jantung, sel darah atau sel saraf. Baru sesudah itu, sel ditanamkan ke pasien semisal pasien dengan penyakit jantung bakal disuntikkan stem sel ke otot jantung. Stem cell bakal berkontribusi untuk memperbaiki otot jantung yang rusak.

Pada Schumacher, stem cell ditransfusikan untuk memperbaiki jaringan pada otak dan kurangi peradangan atau inflamasi.

Sebuah riset yang meneliti pengobatan stem cell pada pasien dengan cedera otak traumatis (traumatic brain injury/TBI) tunjukkan hasil positif. Penelitian dari SanBio Group ini pun dipresentasikan pada American Association of Neurological Surgeons Annual Scientific Meeting, April 2019 lalu.

Riset melibatkan sebanyak 61 pasien dengan gangguan motorik kronis akibat TBI. Sebanyak 46 pasien merintis terapi stem cell dan 15 lainnya merintis operasi sekaligus jadi group kontrol. Periset menanamkan product stem cell SB623 pada lebih kurang lokasi cedera otak.

Perubahan motorik pasien diukur dengan skor Fugl-Meyer Motor Scale (FMMS). Sebanyak 39,1 persen pasien dengan terapi stem cell tunjukkan skor yang melewati ambang batas, artinya tersedia perkembangan positif dari terapi. pada group pengecekan hanya 6,7 persen pasien (1 orang pasien) yang tunjukkan perkembangan positif.


"Hasil penelitian terlampau terobosan, tunjukkan kemungkinan regenerasi otak sesudah cedera, sebuah temuan yang sanggup punyai implikasi signifikan untuk penelitian cedera otak traumatis dan penyakit otak lainnya," kata David O. Okonkwo, profesor bedah neurologis dan direktur Neurotrauma Clinical Trials Center, University of Pittburgh di dalam sebuah pernyataan.

Hanya saja, praktek stem cell seperti yang dikerjakan Schumacher ini dimanfaatkan sebagai ladang usaha yang berbahaya. Ada beberapa laporan yang mengatakan bahwa tersedia terapi kesehatan 'abal-abal' juga stem cell yang membahayakan pasien. Terapi-terapi kesehatan abal-abal ini pun berani mengiklankan diri mereka melalui google.

Buntutnya, Google melarang lagi terdapatnya iklan terapi kesehatan yang belum sanggup dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.