Friday 11 October 2019

Ivan Lanin: Perpres Bahasa Indonesia Masih Perlu Penjabaran

Ivan Lanin: Perpres Bahasa Indonesia Masih Perlu Penjabaran

Ivan Lanin: Perpres Bahasa Indonesia Masih Perlu Penjabaran



Ivan Lanin menilai tahapan Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpres No 63 Tahun 2019 yang mengharuskan semua identitas di sekian banyak lembaga berbahasa Indonesia dapat membuat bahasa sah negara tersebut berkembang.

Presiden Jokowi sebelumnya mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 63 Tahun 2019 mengenai Penggunaan Bahasa Indonesia.

Dalam aturan tersebut, nama jalan, brand dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi, informasi di media massa, sampai pidato sah pejabat diharuskan menggunakan bahasa Indonesia.


"Begitu sesuatu tersebut sering digunakan, anda akan tertarik guna mengembangkannya. Selama ini kan di antara penyebab bahasa kita tidak cukup berkembang tersebut karena jarang dipakai," kata pegiat bahasa Indonesia, Ivan Lanin, ketika dihubungi pokerace99 link, Kamis (10/10).

"Orang apa-apa saat mentok langsung berpindah ke bahasa Inggris. Kalau dengan [aturan] ini kan jadi dipaksa mengeksploitasi kekayaan bahasa Indonesia," lanjutnya.

Namun Ivan tak menolak bahwa keputusan ini akan memunculkan pro dan kontra seiring dengan proses adaptasi yang dijalani oleh masyarakat.

"Pasti, tadinya akan mengeluh, 'ini bakal berat nih' hanya ya kalau tersebut mesti dijalankan ya dijalankan saja," kata Ivan.

Dia menambahkan bahwa pro kontra yang timbul melulu karena masalah keikhlasan. Bila dapat diterima dengan ikhlas, menurutnya proses bakal berjalan lebih lancar.

Akan tetapi, Ivan menilai Perpres itu masih perlu diulas lebih lanjut. Terutama dari sisi tata teknik pelaksanaannya.

Ivan memberikan misal melalui pusat perbelanjaan yang kadung memakai bahasa asing sebagai identitasnya. Atau, media massa yang memakai bahasa wilayah menyesuaikan dengan pembacanya.

"Mesti didetailkan, diulas aturan detailnya," kata Ivan. "Itu pun orang masih tidak sedikit pertanyaan. Itu yang harus didetailkan supaya orang tidak berprasangka," katanya.

"Berdasarkan keterangan dari saya, tanggapan dari orang dijadikan masukan guna menyempurnakan," kata Ivan Lanin.

Di samping lewat aturan, Ivan berpikir ada teknik lain yang efektif dalam menyebarkan pemakaian bahasa Indonesia, yaitu dengan contoh.

Ivan menilai melewati contoh, lagipula bila dilaksanakan oleh tokoh laksana pejabat negara, akan dapat membuat masyarakat lebih tertarik dengan bahasa Indonesia.

"Misal, pejabat anda pakai bahasa Indonesia yang formal namun enggak kaku, sehingga tidak sedikit contoh yang dapat digunakan orang. Itu menciptakan orang lebih tertarik kan," kata Ivan Lanin.

"Sebenarnya tersebut yang jajaki saya kerjakan di Twitter memakai bahasa Indonesia yang baku namun tidak kaku. Bahasa Indonesia juga dapat dipakai untuk berkelakar kok." lanjutnya.