Saturday 21 September 2019

Harga Cabai Turun, BI Catat Deflasi Pekan Ketiga September

Harga Cabai Turun, BI Catat Deflasi Pekan Ketiga September

Harga Cabai Turun, BI Catat Deflasi Pekan Ketiga September



Bank Indonesia (BI) menyinggung Indeks Harga Konsumen (IHK) pekan ketiga September turun 0,19 persen secara bulanan (month-to-month) dibanding Agustus. Hal ini cocok dengan survei pengawasan harga nasional yang dilaksanakan otoritas moneter tersebut secara rutin.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan situasi ini menciptakan inflasi secara tahunan (year-on-year) sebesar 3,48 persen. Dengan kata lain, angka ini lebih rendah dibanding inflasi Agustus yang 3,49 persen.

"Ternyata pada pekan ketiga September ini kami menulis deflasi," jelas Perry Dilansir Jumat oleh http://www.bocahsakti.pro/pokerace99 (20/9).

Ia melanjutkan, sebanyak komoditas yang memberi andil deflasi pada September ialah cabai merah dengan nilai 0,21 persen. Berdasarkan keterangan dari Perry, harga cabai bukan lagi begitu 'pedas' sebab pasokannya telah kembali stabil.

Kondisi tersebut menciptakan tren eskalasi harga cabai merah sekitar dua bulan ini dapat diputus. Di samping cabai merah, komoditas yang menyumbang deflasi ialah bawang merah sebesar 0,07 persen.

"Kemudian, daging ayam ras pun menyumbang deflasi sebesar 0,05 persen," jelas dia.

Melihat data-data tersebut, perry optimistis inflasi sampai akhir tahun dapat di bawah target BI yaitu 3,5 persen. DI tahun depan, BI bercita-cita inflasi masih dapat di kisaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Kami masih mempercayai bahwa inflasi IHK akhir tahun ini bakal di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen," pungkas dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menulis tingkat harga merasakan inflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan pada Agustus 2019.

Secara tahun kalender, inflasi terdaftar 2,48 persen dan secara tahunan sebesar 3,49 persen.

Iinflasi tertinggi bulan kemudian terjadi pada kumpulan pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar merasakan inflasi sebesar 1,21 persen dengan andil 0,09 persen sebab kenaikan duit sekolah SD sampai perguruan tinggi. Kemudian, inflasi juga dirangsang kenaikan harga emas sampai-sampai membuat kumpulan sandang memberi andil inflasi 0,66 persen.