Monday 23 September 2019

Menengok Efektivitas Masker Basah untuk Tangkal Polusi Udara

Menengok Efektivitas Masker Basah untuk Tangkal Polusi Udara

Menengok Efektivitas Masker Basah untuk Tangkal Polusi Udara



Masker dirasakan sebagai solusi mengayomi diri dari polusi udara. Bagi penduduk terdampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan, masker menjadi 'perkakas' urgen yang mesti dimiliki.

Melihat asap yang semakin pekat, beberapa orang menganjurkan untuk memakai masker basah. Masker yang dipakai dalam situasi basah ini diandalkan lebih efektif mencegah polutan. Benarkah demikian?

Sesungguhnya tak terdapat yang salah dengan pemakaian masker basah. Hanya saja, pemakaian musti memperhatikan sejumlah konsekuensi yang diakibatkan.

Dokter berpengalaman paru, Profesor Faisal Yunus mengatakan, situasi basah menciptakan polutan dengan cepat memblokir pori-pori masker. Pori-pori ini menjadi jalur masuknya udara ketika seseorang memakai masker.

"Konsekuensinya, debu-debu dapat cepat memblokir pori pada masker. Orang lama-lama jadi sulit bernapas," kata Faisal ketika dihubungi www.bocahsakti.pro/pokerace99, Kamis (19/9).

Di samping itu, sebab cepat tertutup oleh debu, maka masker mesti diganti secara rutin cocok kondisi. Jika masker tak cepat diganti, kata Faisal, pemakainya akan mengalami kendala bernapas dan mulai menggali rongga udara lain-baik di sisi kiri atau kanan masker-untuk mencium udara.

"Kalau laksana ini, sama saja, dong, udaranya [yang terhirup] enggak tersaring," kata Faisal.

Faisal mengatakan, masker jenis N95 ialah pilihan tepat untuk mengayomi tubuh dari polusi udara. Masker jenis ini jauh lebih efektif guna menyaring polutan. Perhatikan pula teknik pemakaian masker supaya benar-benar menempel pada wajah dan tidak bocor.

Polusi udara laksana kabut asap karhutla dapat memunculkan gangguan pada tubuh. Udara yang ternoda ini utamanya menyerang drainase pernapasan.

Menghirup udara yang ternoda berisiko memunculkan penyakit infeksi drainase pernapasan atas (ISPA). Beberapa fenomena yang dimunculkan antara beda hidung tersumbat, batuk, demam ringan, sakit pada tenggorokan, dan sakit kepala ringan.