Monday 23 September 2019

Stres saat Hamil 'Tularkan' Gangguan Kepribadian pada Anak

Stres saat Hamil 'Tularkan' Gangguan Kepribadian pada Anak

Stres saat Hamil 'Tularkan' Gangguan Kepribadian pada Anak



Di samping membahagiakan, kehamilan juga dapat menjadi masa yang diisi oleh rasa stres. Jika stres tak dikelola dengan baik, studi terbaru menemukan, anak yang dicetuskan berisiko merasakan gangguan kepribadian.

Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Psychiatry ini dianggap sebagai riset kesatu yang menggali kebersangkutanan antara stres ketika hamil dan pertumbuhan gangguan jati diri anak.

Peneliti dari Royal College of Surgeon di Irlandia dan Finnish National Institute for Health and Welfare mengecek sebanyak lebih dari 3ribu perempuan di Helsinki, Finlandia. Partisipan diminta untuk memenuhi kuesioner sehubungan dengan situasi kesehatan mental sekitar hamil.

Dari sekian anak yang lahir, sejumlah 40 anak didiagnosis merasakan gangguan kepribadian. Peneliti menyimpulkan, anak dengan ibu yang merasakan stres tingkat moderat ketika hamil tiga kali lebih berisiko merasakan gangguan jati diri saat mereka menjangkau usia 30 tahun. Sedangkan guna ibu yang merasakan stres berat, anak 10 kali lipat lebih berisiko merasakan gangguan kepribadian.

"Kehamilan dapat membuat seorang ibu merasa stres. Studi mengindikasikan pentingnya sokongan kesehatan mental di masa kehamilan," ujar kesebelasan peneliti Trudi Seneviratne, mengutip dari www.bocahsakti.pro/pokerace99

Gangguan jati diri merupakan situasi di mana penderita mempunyai pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Penderita pun sulit merasakan, memahami, dan berinteraksi dengan orang lain.

Umumnya, mereka dengan gangguan jati diri mempunyai ciri-ciri laksana berperilaku aneh, mengurung diri atau menghindari interaksi dengan orang lain, susah menjalin hubungan dekat dengan orang lain, susah mengendalikan pikiran, dan tidak jarang berprasangka buruk.

Namun, studi tidak melibatkan hal yang dapat memengaruhi pertumbuhan stres laksana latar belakang situasi keuangan, teknik mendidik anak, dan empiris pelecehan seksual.

"Riset lanjutan jelas dibutuhkan untuk memperlihatkan hubungan sebab-akibat antara situasi stres ketika hamil dengan gangguan jati diri anak," ujar pemimpin studi, Ross Branningan.