Sunday, 13 October 2019

10 Penyakit Berbahaya yang Intai Orang Obesitas

10 Penyakit Berbahaya yang Intai Orang Obesitas

10 Penyakit Berbahaya yang Intai Orang Obesitas



Obesitas memang bukan penyakit. Namun, kondisi keunggulan berat badan ini adalahpintu masuk sekian banyak penyakit. Obesitas dan diet yang tidak sehat dapat menambah risiko sekian banyak penyakit tidak menular.

Obesitas merupakan situasi saat seseorang mempunyai penumpukan lemak yang berlebihan. Obesitas ditandai dengan kondisi jasmani gemuk yang berlebih, lingkar pinggang, serta indeks massa tubuh (BMI) di atas 30.

Kelebihan berat badan ini mempunyai sejumlah komplikasi kesehatan yang serius. Obesitas mengakibatkan ketegangan pada tulang dan organ. Kondisi ini pun menimbulkan evolusi hormon dan metabolisme tubuh sehingga menambah peradangan.

Berikut 10 penyakit yang mengintai orang dengan obesitas, dilansir dari website www.bocahsakti.pro/pokerace99.

1. Diabetes tipe 2
Obesitas menambah risiko diabetes tipe 2. Diabetes terjadi ketika gula darah meningkat. Biasanya, dirangsang oleh diet yang tidak sehat seperti tidak sedikit gula, garam, dan lemak.

Studi menunjukkan andai orang dengan obesitas menurunkan berat badan 5-7 persen dari berat badan dan berolahraga secara teratur, maka dapat menangkal diabetes tipe 2.

2. Penyakit jantung
Penyakit jantung lebih tidak sedikit terjadi pada orang dengan obesitas. Pasalnya, timbunan lemak menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung.

Arteri yang menyempit dampak timbunan lemak dan darah yang menggumpal menambah tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. Semua keadaan tersebut meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Stroke
Stroke terjadi saat suplai darah ke benak terputus. Stroke menyebabkan kehancuran pada benak sehingga dapat memunculkan kecacatan laksana gangguan bicara, otot melemah, dan keterampilan berpikir.

Studi mengindikasikan obesitas menambah risiko stroke sampai 64 persen.

4. Gangguan tidur
Obesitas pun meningkat gangguan istirahat sleep apnea, yakni berhenti bernapas ketika tidur. Hal ini terjadi sebab orang dengan obesitas memiliki tidak sedikit lemak di leher sampai-sampai mengganggu jalannya pernapasan ketika tidur dan lebih rentan mendengkur.

5. Tekanan darah tinggi
Jaringan lemak yang lebih tidak sedikit membuat jantung mesti bekerja lebih keras guna memompa darah dan menambah jumlah darah yang bersirkulasi.

Peningkatan jumlah darah yang bersirkulasi tersebut memberi tekanan tambahan pada dinding arteri. Tekanan ini dikenal desakan darah tinggi atau hipertensi. Jika dibiarkan, desakan darah tinggi ini bisa merusak jantung dan arteri.

6. Penyakit liver
Orang dengan obesitas lebih berisiko terpapar penyakit liver atau dikenal pun dengan penyakit hati berlemak. Penyakit ini terjadi saat lemak menumpuk di jati dan mengakibatkan tumbuhnya jaringan parut.

Penyakit ini tidak jarang kali tak memunculkan gejala, namun berujung pada kegagalan hati atau liver. Penyakit ini dapat ditangkal dengan menurunkan berat badan, diet yang sehat, olahraga, dan tidak mengonsumsi alkohol.

7. Gallbladder
Penyakit gallbladder atau batu empedu ialah penyakit yang menyerang kantong empedu, organ yang bermanfaat untuk memahami lemak.

Orang dengan obesitas lebih berisiko terpapar penyakit ini lantaran lemak sering menumpuk dan kolesterol berkembang menjadi batu empedu.

Melangsingkan tubuh dengan diet yang tinggi serat dapat menangkal penyakit batu empedu.

8. Kanker
Obesitas dapat menambah risiko kanker tertentu tergolong kanker payudara, usus besar, kantong empedu, pankreas, ginjal, prostat, leher rahim, dan ovarium.

Studi pada 2012 mengindikasikan 28 ribu permasalahan kanker pada lelaki dan 72 ribu pada perempuan di AS sehubungan dengan obesitas.

9. Komplikasi kehamilan
Perempuan yang hamil dengan keunggulan berat badan lebih dapat merasakan resistansi insulin, gula darah tinggi, dan desakan darah tinggi.

Kondisi ini dapat menambah komplikasi sekitar kehamilan laksana diabetes gestational, preeklampsia, operasi sesar gumpalan darah besar, bayi bermunculan prematur, keguguran, dan bahkan bayi bermunculan mati.

10. Depresi
Penelitian mengindikasikan korelasi powerful antara obesitas dengan gangguan depresi. Orang dengan obesitas sering merasa tidak cukup percaya diri sampai-sampai berkontribusi besar terhadap stres dan depresi.

Perlu diketahui, bukan berarti orang dengan obesitas akan merasakan penyakit-penyakit ini. Namun, orang yang keunggulan berat badan lebih berisiko merasakan satu atau lebih penyakit-penyakit tersebut dikomparasikan orang yang lebih langsing.