Thursday 26 September 2019

Komentar Trump Tenggelamkan Rupiah Ke Rp14.152 per Dolar AS

Komentar Trump Tenggelamkan Rupiah Ke Rp14.152 per Dolar AS

Komentar Trump Tenggelamkan Rupiah Ke Rp14.152 per Dolar AS



Cerdaspoker DominoQQ - Nilai tukar rupiah bercokol di posisi Rp14.152 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perniagaan pasar spot Rabu (25/9) sore. Artinya, kurs rupiah senja ini melemah 0,27 persen dibanding penutupan pada Selasa (24/9) yaitu Rp14.114 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menanam rupiah di posisi Rp14.134 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yaitu Rp14.099 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di rentang Rp14.120 sampai Rp14.155 per dolar AS.

Sore hari ini, beberapa besar mata duit utama Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,01 persen, dolar Singapura 0,02 persen, dan baht Thailand 0,06 persen.


Kemudian, ringgit Malaysia 0,06 persen, rupee India 0,12 persen,peso Filipina 0,19 persen, dan won Korea Selatan 0,23 persen.

Di area Asia, melulu dolar Hong Kong dan yuan China yang menguat terhadap dolar AS dengan nilai penguatan setiap 0,01 persen dan 0,02 persen.

Pelemahan pun terjadi pada mata duit negara maju laksana dolar Australia yang keok sebesar 0,1 persen terhadap dolar AS, poundsterling Inggris 0,11 persen, euro 0,11 persen terhadap dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menuliskan pelemahan rupiah diakibatkan oleh indeks dolar AS yang menguat. Salah satu penyebabnya ialah keluhan yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump berhubungan praktik dagang China di majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (24/9) masa-masa setempat.

Trump menuliskan tidak inginkan menerima kesepakatan buruk dalam negosiasinya dengan China.

Tak melulu itu, pelaku pasar pun mengantisipasi potensi resesi di Eropa. Para pengamat sepakat bahwa resesi bakal lebih rentan terjadi di zona Eropa.

"Bahkan, dalam pernyataannya, pemimpin Bank Sentral Eropa menyinggung zona Eropa bakal menghadapi kemerosotan ekonomi bahkan jauh dari yang sebelumnya diperkirakan," tutur Ibrahim, Rabu (25/9).