Thursday, 17 October 2019

1 dari 3 Anak di Dunia Mengalami Malnutrisi

1 dari 3 Anak di Dunia Mengalami Malnutrisi

1 dari 3 Anak di Dunia Mengalami Malnutrisi



Sepertiga anak di dunia merasakan malnutrisi. Laporan anyar menemukan, tidak cukup gizi dan obesitas menjadi dua masalah utama yang dirasakan 700 juta anak di dunia.

"Tak adanya akses terhadap gizi baik bisa memperburuk kehidupan anak di masa depan," ujar Direktur Eksekutif Badan PBB UNICEF, Henrietta Fore, ketika mengungkap laporan nutrisi terbaru di dunia, melansir www.bocahsakti.pro/pokerace99.

Meski merasakan penurunan sejumlah 40 persen dari laporan sebelumnya pada 1999 silam, tetapi malnutrisi tetap menyerahkan pengaruhnya terhadap perkembangan benak dan tubuh anak.

Masalah tidak cukup gizi nyaris terjadi di mayoritas negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Setengah dari anak-anak di dunia tak menemukan vitamin dan mineral esensial.

Bagi balita, seribu hari kesatu kehidupan adalahfondasi urgen untuk kesehatan jasmani dan pertumbuhan mental. Namun, melulu dua dari lima bayi di bawah enam bulan yang menemukan ASI khusus sebagaimana yang direkomendasikan.

Hal ini dibarengi dengan penambahan penjualan susu rumus di semua dunia sejumlah 40 persen. Peningkatan terjadi di tidak sedikit negara berpendapatan menengah ke atas laksana Brasil, China, dan Turki.

Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh anak, penglihatan, dan pendengaran. Kekurangan zat besi pun dapat mengakibatkan anemia dan penurun IQ.

Obesitas Mengintai Anak

Pada ketika yang sama, format lain dari malnutrisi pun muncul mengintai anak-anak di semua dunia. Kasus keunggulan berat badan atau obesitas sudah melonjak di negara-negara berkembang sekitar tiga dasawarsa terakhir.

Tak main-main, masalah obesitas pun bahkan terjadi di negara berpenghasilan rendah dengan sejumlah 10 persen anak mengalami keunggulan berat badan. Angka ini jelas berkebalikan dengan laporan nutrisi terakhir.

Tersedianya junk food di pasaran dengan harga murah dirasakan sebagai biang kerok. Belum lagi peredaran makanan dan minuman berpemanis ekstra yang tak terkontrol.

Perlu Kontrol
Setiap anak mesti mempunyai akses ke makanan sehat bila hendak menaklukkan malnutrisi, khususnya di negara-negara berkembang.

Laporan merekomendasikan sejumlah aturan guna diterapkan di setiap negara.

Beberapa rekomendasi aturan tersebut di antaranya merealisasikan pajak guna makanan dan minuman berpemanis tambahan, peringatan pada kemasan, penataan penjualan susu rumus pengganti ASI, pembatasan iklan sekaligus penjualan junk food di lokasi dekat sekolah.

"Cara kita mengetahui dan merespons kelemahan gizi butuh diubah," ujar Fore.

Di samping pada anak, masalah yang sama pun terjadi pada semua kumpulan umur. Laporan pun menemukan, lebih dari 800 juta orang di dunia mengalami tidak cukup gizi.

Sementara itu, sejumlah 2 miliar lainnya mengonsumsi makanan yang salah dalam jumlah berlebih. Hal ini mendorong epidemi obesitas yang bisa berujung pada penyakit kardiovaskular dan diabetes.